Minggu, 20 Februari 2011
Jumat, 18 Februari 2011
Yayonk21
Di ambil Dari Berbagai Sumber
Cahaya Yang Maengemasmu..
Cahaya yg mengemasmu dalam kobar kekal
Si berkabung pucat terkacau,berdiri di jalan itu
Menghadang baling baling tua,waktu yg senja berputar di seputarmu
Terdiam kelu,kawanku
Sendiri dalam kesendirian saat saat yg mati ini
Dan penuh terisi dengan api yang hidup
Menerima sepenuhnya hari hari yg runtuh
Sekeranjang buah jatuh dari matahari pada kelam bajumu
Akar akar malam tiba tiba tumbuh dari jiwamu
dan segala yg tersembunyi di dalammu menghambur lagi
lalu menjelma sesosok yang pucat biru
Kau yang baru terlahir,mengambil menyantap
Oh,betapa dahsyat,betapa semarak,serentak menarik
Lingkaran yang bergerak menukar hitam dan warna kencana
Bangkit,memandu di huluan,menguasai satu ciptaan
Begitu kaya hidup,padanya bunga bunga musnah
Di penuhi duka nestapa
Kukenang Engkau...
Ku kenang kau sebagai kau di musim gugur terakhir
Dengan baret hijau dan senyap di hati kesunyian
Di matamu lidah api senja hari bertarung berkobar
Dan dedaunan berguguran ke muka kedung jiwamu
Lenganku berangkulan seperti tanaman merambat
Dalam teduh,dedaunan merangkum suaramu,perlahan.
pukau unggun api membakar rasa hausku.
Anggun bakung biru,terpintal terjalin di jiwaku
Seperti matamu mengembara,musim gugur jauh di sana
Baret kelabu,suara burung,hati seperti rumah mendekat
Menjadi arah,kemana rindu yang parah berpindah
Dan kecupan kecupanku rubuh,bahagia bagai bara api
Langit dari sebuah kapal,Padang dari perbukitan
Kenanganmu tercipta dari cahaya,kabut,dan kolam diam
Melampaui matamu,menjauh lagi,malam malam terbakar
Dedaunan kering musim gugur menghambur di jiwamu
Di ambil dari Mahakarya
PABLO NERUDA
Cahaya Yang Maengemasmu..
Cahaya yg mengemasmu dalam kobar kekal
Si berkabung pucat terkacau,berdiri di jalan itu
Menghadang baling baling tua,waktu yg senja berputar di seputarmu
Terdiam kelu,kawanku
Sendiri dalam kesendirian saat saat yg mati ini
Dan penuh terisi dengan api yang hidup
Menerima sepenuhnya hari hari yg runtuh
Sekeranjang buah jatuh dari matahari pada kelam bajumu
Akar akar malam tiba tiba tumbuh dari jiwamu
dan segala yg tersembunyi di dalammu menghambur lagi
lalu menjelma sesosok yang pucat biru
Kau yang baru terlahir,mengambil menyantap
Oh,betapa dahsyat,betapa semarak,serentak menarik
Lingkaran yang bergerak menukar hitam dan warna kencana
Bangkit,memandu di huluan,menguasai satu ciptaan
Begitu kaya hidup,padanya bunga bunga musnah
Di penuhi duka nestapa
Kukenang Engkau...
Ku kenang kau sebagai kau di musim gugur terakhir
Dengan baret hijau dan senyap di hati kesunyian
Di matamu lidah api senja hari bertarung berkobar
Dan dedaunan berguguran ke muka kedung jiwamu
Lenganku berangkulan seperti tanaman merambat
Dalam teduh,dedaunan merangkum suaramu,perlahan.
pukau unggun api membakar rasa hausku.
Anggun bakung biru,terpintal terjalin di jiwaku
Seperti matamu mengembara,musim gugur jauh di sana
Baret kelabu,suara burung,hati seperti rumah mendekat
Menjadi arah,kemana rindu yang parah berpindah
Dan kecupan kecupanku rubuh,bahagia bagai bara api
Langit dari sebuah kapal,Padang dari perbukitan
Kenanganmu tercipta dari cahaya,kabut,dan kolam diam
Melampaui matamu,menjauh lagi,malam malam terbakar
Dedaunan kering musim gugur menghambur di jiwamu
Di ambil dari Mahakarya
PABLO NERUDA
Minggu, 06 Februari 2011
aku
Izinkan Aku Membaca Nada Nada Cintamu..
Untuk Aku Nyanyikan Di Saat Kamu Mungkin Lupa Akan Lirik Liriknya..
Kata Cinta
Tadi Malam Aku Suruh Bidadari Untuk Menjaga Tidurmu...
Eh,Bidadarinya KEburu Balik & Marah Marah Sama Aku....
Kata Bidadari,Masa Bidadari Di Suruh Jaga Bidadari..?
Eh,Bidadarinya KEburu Balik & Marah Marah Sama Aku....
Kata Bidadari,Masa Bidadari Di Suruh Jaga Bidadari..?
Rabu, 02 Februari 2011
19 Desember
19 Desember...
Mungkin Kau Mengingatnya...
Di mana Aku Tersayat Cintamu...
Ku Saksikan Sendu Kelam...
Kau Duduk di kursi pelaminan...
Mengakhiri Semua Kisah Cinta Kita...
Sungguh...
Mungkin Aku Tak kan Lupa...
19 Desember...
Akhir Cinta Yang kau Tentukan...
Kau Teteskan Air Mata...
Di Depan Diri Ini...
Yg Telah Lama Kau pilih...
Mungkin Aku Bersedih Dgn Keyataan Ini...
tapi Memang Demikian...
Menangis Pilu...
Tanpa Air Mata...
Mungkin Kau Mengingatnya...
Di mana Aku Tersayat Cintamu...
Ku Saksikan Sendu Kelam...
Kau Duduk di kursi pelaminan...
Mengakhiri Semua Kisah Cinta Kita...
Sungguh...
Mungkin Aku Tak kan Lupa...
19 Desember...
Akhir Cinta Yang kau Tentukan...
Kau Teteskan Air Mata...
Di Depan Diri Ini...
Yg Telah Lama Kau pilih...
Mungkin Aku Bersedih Dgn Keyataan Ini...
tapi Memang Demikian...
Menangis Pilu...
Tanpa Air Mata...
Keinginan ini
Aku Berharap Akan Keinginan Cinta Ini...
Yang Dulu Pernah Terabaikan Oleh Nurani Semu...
Kini Keinginan Cinta Harus Memiliki...
Antara Kepastian Terbelenggu Dgn Kenyataan....
Terkadang Harapan Asa Muncul Seketika...
Di Saat Cinta Menuju Pasti...
Engkau Memang Ku Damba...
Dgn Naluri Cinta Yg Ku Miliki...
Yang Dulu Pernah Terabaikan Oleh Nurani Semu...
Kini Keinginan Cinta Harus Memiliki...
Antara Kepastian Terbelenggu Dgn Kenyataan....
Terkadang Harapan Asa Muncul Seketika...
Di Saat Cinta Menuju Pasti...
Engkau Memang Ku Damba...
Dgn Naluri Cinta Yg Ku Miliki...
Selasa, 01 Februari 2011
Tak Kan Kemana
Tak kan kemana...
Cinta yg Ku punya...
Tak Kan Kemana...
cinta yg Ku bawa...
Semua terwujud Dari ribuan angan Dan harapan...
Angan yg Menembus Jauh di dasar keyakinan...
Harapan Cinta memiliki...
Cinta yg Ku punya...
Tak Kan Kemana...
cinta yg Ku bawa...
Semua terwujud Dari ribuan angan Dan harapan...
Angan yg Menembus Jauh di dasar keyakinan...
Harapan Cinta memiliki...
Langganan:
Postingan (Atom)